Sabtu, 15 Agustus 2009 | 13:14 WIB
BANDUNG, KOMPAS - Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung sejak dua pekan lalu terus merambat naik. Kenaikan harga cukup tinggi sehingga perlu diantisipasi semua pihak agar kondisinya tidak kian memburuk memasuki bulan puasa dan Lebaran.
Berdasarkan pantauan di Pasar Kosambi dan Pasar Cihaurgeulis, Jumat (14/8), harga daging sapi rata-rata telah mencapai Rp 60.000-Rp 65.000 per kilogram. Padahal, Juli lalu harganya masih Rp 55.000-Rp 60.000 per kg tergantung dari kualitas.
Aa Romansah (53), pedagang daging sapi di Pasar Kosambi, mengatakan, harga daging sapi memang sudah naik dari rumah potong hewan (RPH). "Dari RPH harga daging sudah naik sekitar Rp 2.000 per kg. Pekan lalu kami belum menaikkan harga. Namun, sejak awal pekan ini harga daging terpaksa dinaikkan karena permintaan mulai bertambah," ujarnya.
Hal senada disampaikan Daud (56), pedagang daging di Pasar Cihaurgeulis. Dia mengaku menjual daging pada kisaran Rp 60.000-Rp 63.000 per kg. Dari pengalamannya, harga semakin melonjak dan bahkan tidak terkendali mendekati Lebaran. Kenaikan harga bahkan pernah mencapai Rp 8.000-Rp 10.000 per kg.
Menurut Daud, pada bulan puasa dan Lebaran tahun lalu permintaan daging sapi biasanya naik hingga 50 persen. Namun, dengan persaingan yang ketat, ditambah daya beli masyarakat yang terbatas, dia khawatir akan terjadi penurunan permintaan. "Saya juga khawatir konsumen pasar basah pindah ke pasar modern yang harganya relatif lebih stabil," katanya.
Spekulan
Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Sapi Jabar Dadang Iskandar mengatakan, kenaikan harga daging sapi menjelang bulan puasa biasanya Rp 1.000-Rp 3.000 per kg. Dengan adanya lonjakan harga hingga Rp 5.000 per kg, diduga ada spekulan yang memanfaatkan situasi guna mendapatkan keuntungan besar.
"Harga daging sapi yang paling tinggi saat ini di Cirebon berselisih Rp 1.000 per kg dibandingkan Bandung. Ini disebabkan harga pembelian sapi hidup di Cirebon yang lebih tinggi," katanya.
Terkait dengan persoalan kekurangan stok sapi lokal, dia mengakui hal itu belum dapat diatasi. Terlebih peternak sapi Jawa Timur sering menjual ternaknya ke perusahaan besar daripada langsung menjualnya ke Bandung atau Cirebon.
Saat ini stok sapi lokal Bandung hanya dipasok dari RPH di Jalan Buahbatu, yakni 4-5 ekor per hari. Selebihnya adalah pasokan daging produk impor dan sapi dari Jatim yang dipotong di sejumlah RPH di Bandung.
Menurut Dadang, pasar daging sapi lokal Jabar hanya mengandalkan pasokan dari Tasikmalaya dan Ciamis. Adapun pasokan dari Sumedang dan daerah lain sulit diandalkan. Untuk itu, pemerintah daerah perlu segera turun tangan mengantisipasi lonjakan harga daging sapi tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Jabar Kusmayadi Padmadinata mengatakan, pasokan daging masih aman, bahkan surplus hingga 657 ton. Alasannya, ada stok 117.000 sapi milik Asosiasi Pengusaha Feedlotter Sapi Indonesia Jabar mencapai yang siap didistribusikan bila terjadi kekurangan. (GRE)
0 komentar:
Posting Komentar