Sulaxono Hadi : Itik Alabio Siap Bebas AI


Blogger Templates Gallery

Oleh: Sulaxono Hadi
Senior Epidemiologist, BPPV Regional V Banjarbaru Kalimantan Selatan

Gerak cepat telah dilakukan hingga akhir 2007 lalu untuk memutus mata rantai penularan AI pada itik alabio

Indonesia memiliki potensi ternak itik cukup besar yang tersebar di hampir semua provinsi. Dari total populasi 36,9 juta ekor, sebanyak 3,7 juta atau 10,21% ada di provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi ini memiliki populasi itik terbesar nomor 3 di Indonesia setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Walau demikian, provinsi ini memiliki kekhasan karena jenis itiknya dan menjadi pemasok utama itik alabio di Indonesia. Tidak hanya itu, itik alabio merupakan salah satu plasma nutfah untuk memproduksi jenis itik tipe petelur maupun pedaging hasil silangan dengan jenis itik lain.


Amuntai merupakan ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memiliki potensi rawa untuk pengembangan dan sangat mendukung bagi berkembangnya itik alabio. Sebanyak 1.216.197 ekor atau 32,25% populasi itik Kalimantan Selatan terpusat di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Amuntai, Zonasi Bebas AI
Sebagaimana di tempat lain, flu burung (Avian Influenza/AI) juga pernah menghinggapi para peternak di Amuntai. Hal itu ditandai dengan berhentinya produksi pada itik fase produksi dan kematian pada anak-anak itik serta adanya beberapa itik yang mengalami tortikolis, serta satu-dua ekor itik yang kepalanya memutar karena adanya infeksi pada syaraf pusat.


Kawasan pengembangan itik alabio juga menjadi sentra pengembangan unggas lain seperti broiler dan ayam buras. Adanya peternakan broiler membuka akses perdagangan dengan daerah lain, yang kemungkinan sudah tertular AI. Lalu-lintas para broker broiler, yang berpindah dari satu kandang ke kandang lain sulit dihindari. Sinyal kemungkinan masuknya AI ke kawasan pengembangan itik alabio mulai diketahui pada Desember 2004, dan diagnosa definitif atas kasus klinis diketahui pada Agustus 2005.


Gerak cepat berupa penyuluhan langsung ke peternak, vaksinasi massal terhadap DOD (day old duck/itik umur sehari) dan itik menjelang produksi segera dilakukan hingga akhir 2007 untuk memutus mata rantai penularan pada itik alabio. Desinfeksi juga dilakukan pada kandang yang terinfeksi. Terbatasnya tenaga dari dinas peternakan tidak menjadi hambatan dalam penanggulangan AI, masyarakat mampu bergerak sendiri untuk desinfeksi, dinas peternakan tinggal memfasilitasi.


Pengamatan dini (early warning system) merupakan bagian penting dalam pengendalian AI. Pengamatan dini dilakukan secara klinis oleh peternak, petugas PDSR (Partisapatory Disease Surveilance and Repons) dan surveilans (penyidikan) serologis/virologis oleh Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV). Tindakan desinfeksi segera dilakukan pada peternakan yang menunjukkan indikasi titer serologis tinggi tanpa vaksinasi, demikian juga jika terdapat indikasi AI secara virologis.


Melalui bantuan FAO, kerjasama dilakukan dengan dinas peternakan provinsi/kabupaten dan BPPV Regional V Banjarbaru untuk melakukan surveilans HPAI dalam rangka “deklarasi bebas AI” pada zona pemeliharaan itik alabio di 3 kabupaten yaitu Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Selatan. Surveilans dilakukan berdasarkan kaidah epidemiologis (ilmu tentang penyidikan) dan ketentuan dalam Terrestrial Animal Health Code, OIE (badan kesehatan hewan dunia) tahun 2008.


Hasil surveilans awal secara serologis di Kabupaten Hulu Sungai Utara mengindikasikan dalam tingkat kepercayaan 95% dapat dipercaya bahwa seroprevalensi (tingkat peluang berdasarkan pemeriksaan serum) titer tinggi H5 di kabupaten kurang dari 1%. Surveilans lanjutan secara serologis dan virologis segera dilakukan dengan design yang memperhatikan aspek epidemiologis, yang mencakup 3 kabupaten, sehingga hasil analisa akhirnya memiliki akurasi dan presisi yang tinggi, dengan harapan tentunya dapat dinyatakan bebas AI.

TROBOS

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2008 - TDA Semarang - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Adiestudio - Dilectio Blogger Template | Gallery